Kampus
Akpar Majapahit, kemarin (21/8) siang kedatangan tamu istimewa, Wagu Fadliyati,
Redaktur senior Majalah Gema yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen)
Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian.
Wanita
paro baya kelahiran Blitar tersebut tertarik mengangkat tulisan bertajuk
Pengolahan Minyak Jelantah menjadi Biodiesel
di Majalah Gema yang akan diterbitkan September mendatang. Praktik
pengolahan minyak jelantah (limbah) menjadi biodiesel ini sejak 2011 silam
telah diujicoba dan ditawarkan kepada publik oleh pihak Tristar Culinary
Institute (TCI) untuk materi pelatihan nonfood di lembaga itu.
Di
mata wanita yang sudah pensiu n sebagai PNS di Ditjen IKM Kementerian
Perindustrian Jakarta ini, apa yang dipraktikkan pihak TCI merupakan terobosan
cerdas yang patut diapresiasi karena langkah itu sangat bermanfaat bagi IKM,
menyikapi semakin mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) di negeri ini.
Untuk mengetahui lebih detil proses pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel atau bahan bakar nabati (BBN), ia mendapat penjelasan langsung dari dua instruktur TCI yakni Ir Andani Suhatanata dan Lidya Nursanti, yang selama ini menangani pelatihan nonfood.
Setelah
mendengarkan penjelasan panjang lebar dari kedua instruktur di laboratorium
Kampus Akpar Majapahit cq TCI, pihaknya yakin bahwa terobosan ini sangat menguntungkan
pelaku IKM di seluruh Tanah Air, karena
pengolahan minyak jelantah bisa dilakukan skala kecil (rumahan).
Dari penjelasan pihal TCI, sejak dibuka pelatihan mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel 2011 lalu, sedikitnya 50 orang (terutama pelaku IKM) telah mengikuti yang digagas lembaga tersebut. Setelah ikut pelatihan, maka IKM bisa mempraktikkan langsung untuk skala kecil di kampungnya.
”Meskipun
diusahakan dalam skala kecil, namun proses pengolahan minyak jelantah menjadi
biodiesel bisa ditawarkan juga kepada masyarakat yang membutuhkan. Namun lebih
elok jika hasil pengolahan itu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri,”
terang ibu Wagu, sapaan karibnya.
Diakuinya,
pemanfaatkan minyak jelantah menjadi biodiesel merupakan langkah cerdas
mengingat selama ini keberadaan minyak jelantah dianggap sebagai limbah rumah
tangga. Biasanya, minyak goreng yang sudah menjadi jelantah dibuang begitu saja
karena dianggap sudah tidak berguna. ”Oleh karena itu kini saatnya kita
manfaatkan minyak jelantah untuk diolah menjadi biodiesel sebagai bahan bakar
nabati demi kemaslahatan semua,” pungkasnya. (ahn)
Redaktur Senior Majalah Gema Ditjen IKM Kementerian Perindustrian Wagu Fadliyati
Redaktur Senior Majalah Gema Ditjen IKM Kementerian Perindustrian Wagu Fadliyati
Untuk Informasi
Pendaftaran, Silakan menghubungi:
081233752227, 081357866283, 081336563094, 081234506326.
Atau anda bisa juga add BB PIN:
081233752227, 081357866283, 081336563094, 081234506326.
Atau anda bisa juga add BB PIN:
2A1CE131,
2B517ECB, 2B425821, 2A6A1F4E.
Kunjungi juga web resmi kami di
http://www.majapahit.org ; www.tristarculinaryinstitute.com
Kunjungi juga web resmi kami di
http://www.majapahit.org ; www.tristarculinaryinstitute.com
Bergabunglah
dengan AKADEMI PARIWISATA MAJAPAHIT - For The Best Future.
Sekolah Masak - Akademi Kuliner - S1 Culinary Business - Culinology - Molecular Gastronomy - Food Technology
Sekolah Masak - Akademi Kuliner - S1 Culinary Business - Culinology - Molecular Gastronomy - Food Technology